Tuesday, May 28, 2013

Penggunaan Geosintetik Untuk Reklamasi Pantai

Geotube
Geobag

Geosintetik merupakan material teknik yang terbuat dari polimer-polimer sintetik seperti polipropilin (PP), poliester (PET), polietilin (PE) dan lain sebagainya, yang digunakan pada berbagai pekerjaan geoteknik termasuk pada pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak.
Berbagai jenis material geosintetik dapat dan sudah diterapkan pada pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak sesuai dengan fungsi dari masing-masing jenis material geosintetik tersebut.
Berikut ini beberapa jenis material geosintetik dan fungsinya pada pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak yang bisa diaplikasikan di Indonesia.

A. GEOTEXTILE CONTAINTMENT

Geotextile containment merupakan suatu konstruksi yang memadukan antara material sintetik (geotekstil) dan material alam (pasir atau Lumpur).
Pada pekerjaan reklamasi pantai, sistem ini berfungsi sebagai dinding penahan tanah dan pencegah terjadinya abrasi, dikerjakan sebelum pekerjaan reklamasi dilaksanakan.
Ada 3 jenis konstruksi geotextile containment dengan pembagian berdasarkan ukuran dan cara pelaksanaan konstruksi yaitu sebagai berikut :

1.      Geobag

Merupakan jenis dari geotextile containment dengan volume yang kecil – berkisar antara 0,6 hingga 2 m3 – dengan proses pengisian umumnya dilakukan di atas daratan yang kemudian diletakkan di tempat rencana .

Geobag umumnya diaplikasikan pada daerah yang mengalami abrasi yang tidak terlalu berat dan yang memerlukan penanganan segera untuk jangka waktu pemakaian yang tidak terlalu panjang. Umumnya material geotekstil yang digunakan harus distabilisasikan terhadap pengaruh sinar ultra violet, namun bagaimanapun konstruksi ini tetap harus dilindungi dari pengaruh sinar matahari langsung dengan cara ditutupi dengan material lain seperti batu-batuan.

2.      Geotube®
Jenis dari geotextile containment berbentuk turbular yang digunakan pada di daerah daratan atau daerah dengan tinggi air tidak terlalu dalam. Ukuran  Geotube® juga sangat bervariasi dengan panjang berkisar antara 10 – 150 meter dan diameter rata – rata 1 – 5 meter dalam kondisi bulat sempurna.  Instalasi dapat dilakukan di daerah kering maupun pada kedalaman air hingga 5 meter.  Gambar 8 berikut ini merupakan gambaran dari bentuk tipikal konstruksi Geotube®.
Geotube® merupakan struktur yang cukup banyak diaplikasikan dan dilakukan analisa untuk menanggulangi berbagai permasalahan abrasi di banyak negara, termasuk di beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan, Singapura, Jepang, Malaysia dan negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.

3.      Geocontainer
Merupakan jenis geotextile containment bervolume besar dengan proses pengisian dalam barge di atas air dan kemudian dijatuhkan ke dalam air. Geocontainer seperti yang ditunjukkan pada gambar 9 mempunyai ukuran diameter yang lebih besar dibandingkan jenis geotextile containment lain, umumnya disesuaikan dengan ukuran kapal hooper.  Pasir atau material timbunan lainnya  diisikan ke dalam geocontainer yang dilapisi geotekstil kemudian dijahit. Geocontainer dijatuhkan ke dasar laut dengan hooper. Penggunaan geocontainer umumnya untuk kedalaman air > 5 meter.

B. GEOSINTETIK

Geotekstil adalah salah bagian dari geosintetik yang merupakan material dari bahan sintetik berbentuk lembaran dan tembus air. Dari proses pembuatannya secara umum ada 2 jenis material geotekstil yaitu geotekstil woven dan geotekstil nonwoven.

Geotekstil woven atau geotekstil ter-anyam merupakan jenis material geotekstil yang proses pembuatannya dilakukan dengan cara dianyam sehingga membentuk satu lembaran dengan serat-serat yang tersusun rapi, sedangkan proses pembuatan geotekstil nonwoven atau geotekstil tak ter-anyam  dilakukan dengan cara menghamparkan gumpalan-gumpalan benang yang kemudian disatukan membentuk lembaran.

Umumnya geotekstil woven  mempunyai kekuatan tarik yang lebih baik jika dibandingkan geotekstil nonwoven namun sebaliknya geotekstil nonwoven mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam jika dibandingkan dengan geotekstil woven.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan waktu, kemudian diciptakan satu produk geotekstil yang memadukan kedua fungsi utama dari geotekstil woven dan geotekstil nonwoven, yaitu memiliki properti yang memadai baik pada kekuatan tarik maupun  ketahanan terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam yang dikenal dengan nama geotekstil komposit. 

FUNGSI GEOSINTETIK PADA REKLAMASI PANTAI

Terkait dengan pekerjaan reklamasi, kontribusi dari material geotekstil pada beberapa aplikasi atau terkait dengan fungsi geotekstil adalah sebagai berikut.

1.      Meningkatkan Stabilitas Timbunan
Penggunaan material geotekstil pada konstruksi timbunan (reklamasi) di atas tanah lunak, yaitu dengan cara meletakkan lembaran geotekstil di dasar timbunan dapat meningkatkan stabilitas timbunan.
Prinsip penggunaan material geosintetik dalam perkuatan dasar timbunan adalah mengandalkan kekuatan tarik material yang diletakkan sedemikian rupa sehingga memotong garis kelongsoran yang diperkirakan akan terjadi.

2.      Lapis Filtrasi dan Separasi
Struktur geotekstil yang dibentuk sedemikian rupa menjadikan material geotekstil mempunyai kemampuan untuk memisahkan dua material yang berbeda dan sekaligus berfungsi sebagai penyaring (air dimungkinkan lolos, sedangkan partikel tanah akan tertahan).

3.      Mengurangi Pencemaran saat Reklamasi
Perkembangan aplikasi dari penggunaan material geotekstil cukup pesat dan sangat beragam. Dengan mengandalkan kemampuan filtrasi dan separasi yang baik, geotekstil juga dapat diaplikasikan untuk mencegah atau mengurangi pencemaran air laut pada saat proses reklamasi dilaksanakan. Sistem ini dikenal dengan nama “silt curtain”, yaitu dengan meletakkan material geotekstil secara vertikal dan pada sisi atas geotekstil diletakkan pelampung-pelampung.
Pada kondisi dengan tinggi gelombang yang cukup ekstrim, sistem ini umumnya dilengkapi dengan angkur-angkur pengaku disamping penggunaan pemberat pada bagian bawah sistem. 

3.      Mempercepat Proses Konsolidasi Lahan
Permasalahan yang dapat terjadi adalah penurunan tanah dasar yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Salah satu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah pemasangan vertikal drain. Prinsip kerja dari material ini adalah mempercepat terjadinya proses konsolidasi dengan menyediakan jalur-jalur vertikal untuk mengeluarkan air tanah dari lapisan tanah dasar yang lunak, sehingga air tanah akan terperas keluar dan tanah dasar akan mengalami penurunan akibat terjadinya proses konsolidasi pada lapisan tanah lunaknya. 
Dengan terjadinya penurunan pada tanah dasar tersebut, tanah dasar akan memampat dan kuat geser tanah akan meningkat sehingga kapasitas daya dukung tanah dasar juga meningkat.
 








No comments: