Tuesday, December 23, 2008

Geosintetik atau Geotekstil di Indonesia


Geosintetik adalah material yang saat ini populer dalam proyek konstruksi di Indonesia terutama dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak seperti di pulau Sumatera dan Kalimantan yang banyak terdapat tanah gambut. Selain itugeosintetik juga diaplikasikan sebagai filter pada konstruksi penahan gelombang baik di tepian pantai maupun lepas pantai . Istilah geosintetik mengacu pada material sintetik yang digunakan dalam permasalahan geoteknik. Material sintetik merupakan hasil polimerisasi dari industri-industri kimia atau minyak bumi. . Penggunaan bahan sintetik ini berkaitan dengan sifat ketahanan (durabilitity) material sintetik terhadap senyawa-senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar ultra violet dan mikroorganisme. Polimer utama yang digunakan untuk pembuatan geosintetik adalah Polyester (PET), Polyamide (PM), Polypropylene (PP), dan Polyethylene (PE).Geosintetik yang ada terdiri dari berbagai jenis dan diklasifikasikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Geotekstil, bahan lulus air dari anyaman (woven) atau tanpa anyaman (non woven) dari benang-benang atau serat- serat sintetik yang digunakan dalampekerjaan tanah.
2. Geogrid, produk geotekstil yang berupa lubang-lubang berbentuk segi empat (geotextile grid) atau lubang berbentuk jaring (geotextile net) , biasanya terbuat dari bahan Polyester (PET) atau High Density Polyethylene (HDPE)
3. Geofabric, semua produk geosintetik yang berbentuk lembaran
4. Geocoposite, kombinasi dua atau lebih tipe geosintetik
5. Geomembrane, geosintetik yang bersifat impermeable atau tidak tembus air, biasanya dibuat dari bahan high density polyethylene (HDPE).
6. Geocell, berbentuk sel-sel sebagai bahan penahan erosi atau perkuatan , terbuat dari bahan High Density Polyethylene (HDPE)7. Geotube, berbentuk tabung memanjang yang digunakan di daerah pantai
8. Geobag, berbentuk karung sebagai perkuatan di aliran sungai atau pantai .
9. Geocontainer, sebagai bahan pembuat pulau atau konstruksi ditengah laut dan diturunkan dari kapal .
10. Vertical drain, sebagai bahan pemercepat aliran disipasi air pori sehingga mempercepat proses settlement.
11. Concrete matras, berbentuk matras atau kasur yang diisi dengan beton untuk penahan dinding sungai pencegah erosi
12. Geojute, terbuat dari jaring-jaring atau bahan serat alami seperti dari serat kelapa sawit untuk penahan erosi .Produk ini mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang geoteknik & teknik sipil dari mulai konstruksi jalan raya, embankmen, perkuatan tanah lunak, jalan kereta api, jembatan, perkuatan lereng dan dinding, waduk, reklamasi pantai dan lainnya.
Geotekstil
Meliputi woven (tenun) dan non woven (tanpa tenun). Tenun dihasilkan dari 'interlaying' antara benang-benang melalui proses tenun, sedangkan non woven dihasilkan dari beberapa proses seperti : heat bonded (dengan panas), needle punched (dengan jarum), dan chemical bonded (enggunakan bahan kimia). Baik woven maupun non woven dihasilkan dari benang dan serat polimer terutama : polypropelene, poliester, polyethilene dan polyamide.Sebenarnya geotekstil pada awalnya dibuat dari berbagai bahan seperti serat-asli (kertas, filter, papan kayu, bambu) , misalnya penggunaan jute untuk percepatan konsolidasi sebagi pengganti pasir sebagai bahan drainase (vertical drain) yang banyak dilakukan di India atau dilakukan di Belanda dengan menggunakan serat filter. Perkuatan tanah lunak juga menggunakan papan-papan kayu atau anyaman bambu yang ditempatkan di atas di atas tanah lunak (jaman Romawi kuno dan juga di Kalimantan Indonesia). Hanya bahan organik tersebut mudah lapuk sehingga umur konstruksi tidak dapat lama kecuali bahan dari bambu atau kayu yang apabila berada dalam air secara terus menerus akan bersifat permanen.
Penanganan Longsoran
Salah satu aplikasi geotekstil adalah untuk penanganan longsoran, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penanggulangan longsoran dengan bahan geosintetik atau geotekstil pada ruas jalan sebagai perkuatan timbunan jalan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Geosintetik atau geotekstil sebagai separator, yaitu mencegah bercampurnya agregat pilihan dengan lapisan asli tanah lunak .
2. Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan tanah dasar, yang mana material geosintetik atau geotekstil memiliki properties kekuatan tarik yang melawan pergerakan tanah dasar baik mengembang ataupun menyusut.
3. Geosintetik atau geotekstil sebagai perkuatan lereng jalan sementara atau permanen
4. Geomembrane sebagai perkuatan pada bahu jalan, yang berfungsi untuk mencegah perubahan kadar air pada tanah dasar karena geomembran mempunyai sifat kedap air, tahan pelapukan terhadap zat kimia tanah, dan organisme pembusukan dalam tanah, selain itu mempunyai tahanan terhadap kekuatan tarik terhadap longsoran , daya tahan terhadap sobek, dan daya tahan coblos yang tinggi.
5. Geotekstil non woven atau tanpa tenunan yang terbuat dari serat polyprophylene melalui proses needle punched adalah cocok untuk apliaksi pada tanah dasar yang banyak mengandung sisa-sisa tanaman karena mempunayi daya tahan coblos yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan lainnya. Disamping itu geotekstil non woven memiliki sifat hidrolik propertis yang lebih bagus shingga bisa sekaligus berfunsi sebagai filter yang hanya melarutkan air tanpa membawa agregat tanah .
Langkah-langkah perhitungan adalah :
1. Penentuan beban yang bekerja di ruas jalan
2. Analisa stabilitas internal dengan menghitung : tebal lapis perkuatan tanah, panjang geotekstil di depan dan di belakang bidang longsor, panjang total geotekstil bidang longsor, panjang overlap bahan perkuatan, panjang overlap bahan perkuatan, analisis stabilitas lereng, stabilitas terhadap kuat dukung tanah.
Diposkan oleh GEOSYNTHETICS INDONESIA (KNOWLEDGE CENTER) di

1 comment:

bm_26 said...

Thanks buat informasinya.. ini akan sangat membantu saya dalam tugas perkuliahan.