Geotube |
Geobag |
Geosintetik merupakan material teknik yang terbuat dari polimer-polimer sintetik seperti polipropilin (PP), poliester (PET), polietilin (PE) dan lain sebagainya, yang digunakan pada berbagai pekerjaan geoteknik termasuk pada pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak.
Berbagai jenis material geosintetik dapat dan
sudah diterapkan pada pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak sesuai
dengan fungsi dari masing-masing jenis material geosintetik tersebut.
Berikut ini beberapa jenis material geosintetik
dan fungsinya pada pekerjaan reklamasi pantai di atas tanah lunak yang bisa diaplikasikan di Indonesia.
A. GEOTEXTILE CONTAINTMENT
Geotextile containment merupakan suatu
konstruksi yang memadukan antara material sintetik (geotekstil) dan material
alam (pasir atau Lumpur).
Pada pekerjaan reklamasi pantai, sistem ini
berfungsi sebagai dinding penahan tanah dan pencegah terjadinya abrasi,
dikerjakan sebelum pekerjaan reklamasi dilaksanakan.
Ada 3 jenis konstruksi geotextile containment
dengan pembagian berdasarkan ukuran dan cara pelaksanaan konstruksi yaitu sebagai
berikut :
1. Geobag
Merupakan
jenis dari geotextile containment
dengan volume yang kecil – berkisar antara 0,6 hingga 2 m3 – dengan
proses pengisian umumnya dilakukan di atas daratan yang kemudian diletakkan di
tempat rencana .
Geobag umumnya
diaplikasikan pada daerah yang mengalami abrasi yang tidak terlalu berat dan
yang memerlukan penanganan segera untuk jangka waktu pemakaian yang tidak
terlalu panjang. Umumnya material
geotekstil yang digunakan harus distabilisasikan terhadap pengaruh sinar ultra
violet, namun bagaimanapun konstruksi ini tetap harus dilindungi dari pengaruh
sinar matahari langsung dengan cara ditutupi dengan material lain seperti
batu-batuan.
2. Geotube®
Jenis dari geotextile containment
berbentuk turbular yang digunakan pada di daerah daratan atau daerah dengan
tinggi air tidak terlalu dalam. Ukuran Geotube® juga sangat bervariasi dengan
panjang berkisar antara 10 – 150 meter dan diameter rata – rata 1 – 5 meter dalam kondisi bulat sempurna. Instalasi dapat dilakukan di daerah kering
maupun pada kedalaman air hingga 5 meter. Gambar 8
berikut ini merupakan gambaran dari bentuk tipikal konstruksi Geotube®.
Geotube® merupakan struktur yang cukup banyak diaplikasikan
dan dilakukan analisa untuk menanggulangi berbagai permasalahan abrasi di
banyak negara, termasuk di beberapa negara di Asia seperti Korea Selatan,
Singapura, Jepang, Malaysia dan negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.
3. Geocontainer
Merupakan
jenis geotextile containment bervolume besar dengan proses pengisian dalam
barge di atas air dan kemudian dijatuhkan ke dalam air. Geocontainer seperti
yang ditunjukkan pada gambar 9 mempunyai ukuran diameter yang lebih
besar dibandingkan jenis geotextile containment lain, umumnya disesuaikan
dengan ukuran kapal hooper. Pasir atau material timbunan lainnya diisikan ke dalam geocontainer yang dilapisi geotekstil kemudian dijahit. Geocontainer dijatuhkan ke dasar laut
dengan hooper. Penggunaan geocontainer umumnya untuk kedalaman air
> 5 meter.
B. GEOSINTETIK
Geotekstil adalah salah bagian dari
geosintetik yang merupakan material dari bahan sintetik berbentuk lembaran dan
tembus air. Dari proses pembuatannya secara umum ada 2 jenis material
geotekstil yaitu geotekstil woven dan geotekstil nonwoven.
Geotekstil woven atau geotekstil ter-anyam merupakan jenis material geotekstil yang proses pembuatannya dilakukan dengan cara dianyam sehingga membentuk satu lembaran dengan serat-serat yang tersusun rapi, sedangkan proses pembuatan geotekstil nonwoven atau geotekstil tak ter-anyam dilakukan dengan cara menghamparkan gumpalan-gumpalan benang yang kemudian disatukan membentuk lembaran.
Umumnya geotekstil woven mempunyai kekuatan tarik yang lebih baik jika dibandingkan geotekstil nonwoven namun sebaliknya geotekstil nonwoven mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam jika dibandingkan dengan geotekstil woven.
Geotekstil woven atau geotekstil ter-anyam merupakan jenis material geotekstil yang proses pembuatannya dilakukan dengan cara dianyam sehingga membentuk satu lembaran dengan serat-serat yang tersusun rapi, sedangkan proses pembuatan geotekstil nonwoven atau geotekstil tak ter-anyam dilakukan dengan cara menghamparkan gumpalan-gumpalan benang yang kemudian disatukan membentuk lembaran.
Umumnya geotekstil woven mempunyai kekuatan tarik yang lebih baik jika dibandingkan geotekstil nonwoven namun sebaliknya geotekstil nonwoven mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam jika dibandingkan dengan geotekstil woven.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan waktu, kemudian diciptakan satu produk geotekstil yang memadukan kedua fungsi utama dari geotekstil woven dan geotekstil nonwoven, yaitu memiliki properti yang memadai baik pada kekuatan tarik maupun ketahanan terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam yang dikenal dengan nama geotekstil komposit.
FUNGSI GEOSINTETIK PADA REKLAMASI PANTAI
Terkait dengan pekerjaan reklamasi, kontribusi dari material geotekstil pada beberapa aplikasi atau terkait dengan fungsi geotekstil adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan
Stabilitas Timbunan
Penggunaan material
geotekstil pada konstruksi timbunan (reklamasi) di atas tanah lunak, yaitu
dengan cara meletakkan lembaran geotekstil di dasar timbunan dapat meningkatkan
stabilitas timbunan.
Prinsip penggunaan material geosintetik
dalam perkuatan dasar timbunan adalah mengandalkan kekuatan tarik material yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga memotong garis kelongsoran yang
diperkirakan akan terjadi.
2. Lapis Filtrasi dan
Separasi
Struktur geotekstil yang dibentuk sedemikian rupa menjadikan material geotekstil mempunyai
kemampuan untuk memisahkan dua material yang berbeda dan sekaligus berfungsi
sebagai penyaring (air dimungkinkan lolos, sedangkan partikel tanah akan
tertahan).
3. Mengurangi Pencemaran
saat Reklamasi
Perkembangan aplikasi dari penggunaan material
geotekstil cukup pesat dan sangat beragam. Dengan mengandalkan kemampuan
filtrasi dan separasi yang baik, geotekstil juga dapat diaplikasikan untuk
mencegah atau mengurangi pencemaran air laut pada saat proses reklamasi
dilaksanakan. Sistem ini dikenal dengan nama “silt curtain”, yaitu dengan
meletakkan material geotekstil secara vertikal dan pada sisi atas geotekstil
diletakkan pelampung-pelampung.
Pada kondisi dengan tinggi gelombang yang cukup
ekstrim, sistem ini umumnya dilengkapi dengan angkur-angkur pengaku disamping
penggunaan pemberat pada bagian bawah sistem.
3. Mempercepat Proses Konsolidasi Lahan
Permasalahan yang dapat terjadi adalah penurunan tanah
dasar yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Salah satu alternatif solusi untuk
mengatasi permasalahan ini adalah pemasangan vertikal drain. Prinsip
kerja dari material ini adalah mempercepat terjadinya proses konsolidasi dengan
menyediakan jalur-jalur vertikal untuk mengeluarkan air tanah dari lapisan
tanah dasar yang lunak, sehingga air tanah akan terperas keluar dan tanah dasar
akan mengalami penurunan akibat terjadinya proses konsolidasi pada lapisan
tanah lunaknya.
Dengan terjadinya penurunan pada tanah dasar tersebut, tanah dasar akan
memampat dan kuat geser tanah akan meningkat sehingga kapasitas daya dukung
tanah dasar juga meningkat.